Di zaman sekarang ini, teknologi sudah begitu berkembang dengan sangat hebat,
terutama teknologi komputer. Sebagai contohnya robot, yang merupakan komputer,
dapat berdialog dan bahkan melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia sama seperti
halnya manusia yang melakukan pekerjaan tersebut. Semua perkembangan tersebut, pada dasarnya
menggunakan AI (artificial intelligent)
sebagai otaknya, sebut saja fuzzy logic, genetic algorithm, bayesian
network, dan juga neural network yang ditanam di dalam
mikroprosessor sehingga perangkat keras atau
alat-alat yang diciptakan dapat bekerja seperti bagaimana manusia bekerja. Sekarang
ini komputer memang sudah sangat pandai dalam menghitung atau menjalankan
proses numerik. Kehebatan lainnya yaitu komputer dapat menjalankan suatu perintah secara berulang-ulang dengan cepat dan tanpa melakukan kesalahan. Namun keunggulan
komputer yang seperti itu belum dapat dikatakan sebagai komputer yang ‘cerdas’
karena hanya melakukan set-set perintah yang diberikan oleh programmer saja. Dengan menggunakan
teknik-teknik AI, komputer diharapkan dapat mengerti hal yang dilakukan, sama
seperti manusia, dan tidak hanya sekedar menjalankan set-set perintah statik
saja.
Kecerdasan Buatan atau Artificial
Intelligence didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu
entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan
diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan
pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Kecerdasan buatan ini merupakan
cabang dari ilmu komputer yang concerned
dengan pengotomatisasi tingkah laku cerdas (Anita Desiani dan Muhammad
Arhami, 2006). Namun
seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi
kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer
diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa
dikerjakan oleh manusia.
Menurut
Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan dari sebuah toilet. Semuanya berawal dari desain. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan ketika mendesain toilet di rumah. Ukuran minimal toilet
rumah, yaitu 1,2 meter x 2 meter. Pintu kamar mandi harus
bisa dibuka penuh. Hindari membuka pintu terbentur bak atau ember sehingga
tidak leluasa bergerak.
Toilet pun harus memiliki
ventilasi sehingga udara tak terperangkap di dalam toilet. Ventilasi harus
diarahkan dari toilet ke luar ke ruangan, bukan ke dalam ruangan lain. Bila
toilet berada di bagian tengah rumah, banyak orang memasang exhaust fan untuk
mengeluarkan udara di dalam toilet. Di pasaran ada toilet duduk
dan jongkok. Pilihan ini disesuaikan dengan kebiasaan si pemakai. Toilet
jongkok lebih baik karena lebih bebas. Namun, ada juga yang lebih
nyaman menggunakan toilet duduk.
Saat
ini, toilet diharapkan dapat memberikan kenyamanan maupun fasilitas tambahan
lainnya yang dapat menunjang pekerjaan konsumen/pemakai sehingga lebih mudah,
efisien dan praktis dalam mendapatkan informasi yang berkualitas tinggi.
Sumber analisa data riset dari Kuliah KBA, Pascasarjana UAJY, Januari 2012.
DAFTAR RUJUKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya mengharapkan Anda untuk memberikan komentar di Blog saya, baik saran, kritik dan masukan. Kiranya dapat membantu saya dalam membuat isi topik di blog saya menjadi lebih baik lagi.
Terimakasih,
salam saya Ratih Dyah A, MT