Siapa yang tidak mengenal sebuah bisnis konstruksi? Ini
adalah bisnis yang ada hubungannya dengan bidang ilmu teknik konstruksi,
teknologi, sains, dan industri konstruksi. Adanya moral dan etika menjadikan
bisnis ini patuh pada kedua hal tersebut.
Foto koleksi Penulis Blog
Pengertian Etika dan Moral
Etika, berasal dari bahasa
Yunani, “etos”, yang memiliki arti adat, suatu kebiasaan, suatu sikap atau cara
berpikir seseorang. Kata Etika ini dipelopori seorang Aristhotheles pada tahun
384-322SM. Ia memakai kata Etika sebagai salah satu cara untuk menunjuk sebuah
filsafat moral. Etika digunakan manusia untuk menentukan bagaimana suatu
perilaku manusia dalam menjalani hidup. Apakah etika berbeda dengan etiket? Ya.
Etiket berasal dari bahasa Perancis, “etiquette”, yang memiliki arti suatu
undangan. Yang memiliki maksud suatu kumpulan cara hidup yang baik.
Lalu bagaimana dengan Moral?
Moral yang berasal dari bahasa latin , “mores”, yang memiliki arti sila atau
pengaturan hidup. Moral ini memuat suatu pandangan-pandangan tentang nilai dan
norma yang ada di sekelompok masyarakat. Moral berasal dari ajaran agama, adat istiadat
atau suatu paham ideologi. Pentingnya moralitas di masyarakat memberikan
manusia aturan/petunjuk bagaimana manusia bertindak dan menghindari sesuatu
yang buruk.
Teori Etika
Etika pun memiliki suatu tujuan, dikatakan
sebagai suatu tindakan yang dinilai baik jika tujuan yang dicapainya dengan
hasil yang baik. Ada 2 aliran etika, yaitu Egoisme dan Utilitarianisme.
Egoisme sendiri dipandang sebagai
tindakan seseorang yang bertujuan untuk mengejar kepentingan dan memajukan
dirinya sendiri.
Lalu Utilitarianisme, dikatakan
sebagai suatu tindakan seseorang yang
didasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan itu sendiri bagi
kalangan masyarakat disekitarnya.
Pengertian Etika Bisnis Konstruksi
Etika bisnis konstruksi termasuk
dalam etika bidang khusus/terapan. Karena berkaitan dengan bidang profesi dunia
di bisnis konstruksi. Etika bisnis ini adalah salah satu studi yang memiliki
sangkut paut permasalahan dan suatu keputusan moral yang dihadapi oleh suatu individu/organisasi
perusahaan yang terlibat di dalam bisnis/industri
konstruksi. Dalam etika bisnis
konstruksi lebih banyak mempelajari tentang teori-teori etika, karena teori
yang satu ini memiliki alasan-alasan yang berkaitan dengan kepercayaan dan
tindakan.
Foto koleksi Penulis Blog
Tujuan Etika Bisnis Konstruksi
Tujuan tersebut meliputi 2 aspek, antara lain Perkembangan moral dan Otonomi moral.
Perkembangan
Moral
Menurut Kohlberg
(1927-1928), ada 6 tahapan dalam perkembangan nilai moral. Setiap tahapan
mencerminkan tingkatan moral seseorang. Setiap tahapan meliputi dua tahap.
1. Tingkat Prakonvensional
Pada tahapan ini manusia mengakui adanya aturan
budaya/Culture dan ungkapan budaya,
baik buruk, benar serta salah. Penilaian ini berdasarkan faktor lahiriah saja.
Untuk tahapan ini adanya orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi
relativis-instrumental.
2. Tingkat Konvensional
Untuk tahapan ini, manusia hanya memiliki harapan
kepada keluarga, suatu kelompok atau bahkan untuk negaranya, yang merupakan
pandangan bahwa ini sebagai sesuatu hal yang berharga bagi dirinya. Ada 2
tahapan ini yaitu orientasi kesepakatan antarpribadi serta orientasi hukum dan
ketertiban.
3. Tingkat Pascakonvensional
Pada tingkatan ini terdapat suatu usaha yang jelas
untuk merumuskan suatu niai-nilai serta prinnsip yang muncul. Pada tahap
tingkatan ini terbebas dari otoritas
kelompok. Terdapat dua tingkatan tahap, antara lain Orientasi kontrak
sosial legalistis dan Orientasi prinsip etika universal.
Otonomi moral
Otonomi ini sebenarnya memiliki arti manusia menaati kewajibannya karena sesuatu hal yang bernilai dan menjadi bagian dari tanggung jawab manusia itu sendiri. Hanya manusia yang berotonomi moral yang tentu taat dan patuh pada hukum. Kaitannya dengan etika bisnis konstruksi ini ialah untuk memperkuat kesadaran para pelaku bisnis konstruksi di Indonesia, ini adalah upaya untuk meningkatkan otonomi moral pelaku bisnis tersebut.
Otonomi ini sebenarnya memiliki arti manusia menaati kewajibannya karena sesuatu hal yang bernilai dan menjadi bagian dari tanggung jawab manusia itu sendiri. Hanya manusia yang berotonomi moral yang tentu taat dan patuh pada hukum. Kaitannya dengan etika bisnis konstruksi ini ialah untuk memperkuat kesadaran para pelaku bisnis konstruksi di Indonesia, ini adalah upaya untuk meningkatkan otonomi moral pelaku bisnis tersebut.
Peningkatan
otonomi moral dapat diperoleh dengan cara melatih dan menyempurnakan
kemampuan/kreativitas para pelaku bisnis tersebut.
Menurut Martin
dan Schinzinger (1994), disebutkan bahwa ada beberapa keterampilan yang
memiliki hubungan dengan kemampuan/kreativitas, antara lain :
- Memiliki kemahiran dalam mengenali suatu permasalahan serta isu-isu moral di dalam bisnis konstruksi
- Memiliki keterampilan memahami, menjelaskan secara kritis dan mengkaji argumen yang berlawanan dari isu-isu moral
- Memiliki kemampuan dalam membentuk sudut pandangan yang konsisten serta komprehensif
- Memiliki keadaan yang imajinatif tentang berbagai respon alternatif terhadap isu-isu dan pemecahan kreatif atas kesulitan yang dihadapi
- Memiliki kepekaan terhadap kesulitan yang terjadi
- Peningkatan ketepatan dalam penggunaan bahasa etika yang lazim
- Meningkatnya penghargaan baik terhadap kemungkinan dalam pemecahan konflik moral serta perlunya toleransi perbedaan di kalangan orang-orang
- Pentingnya integrasi antara profesional dengan keyakinan
Pendapat mengenai Etika Bisnis Konstruksi
- Bisnis Konstruksi adalah Suatu persaingan
- Bisnis Konstruksi itu Asosial
- Bisnis Konstruksi campur moral akan tersingkir
- Bisnis Konstruksi mencari keuntungan belaka
- Bisnis Konstruksi hanya berkonsentrasi pada pekerjaan
- Bisnis Konstruksi itu memakan biaya
- Bisnis Konstruksi harus disertai kekuatan
- Bisnis Konstruksi memerlukan keterampilan khusus
- Bisnis Konstruksi itu tidak memiliki nurani
Dari berbagai
macam pendapat diatas, bisnis konstruksi dan etika adalah 2 hal yang tidak
dapat disatukan. Karena pertimbangan
dari moral dan etika tidaklah menguntungkan, maka etika dan bisnis konstruksi
harus dipisahkan.
Prinsip Etika Bisnis Konstruksi
Prinsip ini bertujuan supaya para
pelaku bisnis konstruksi yang menjalani bisnis ini sadar akan dimensi etisnya
kegiatan bisnis ini, serta supaya belajar bagaimana mempertimbangkan secara
etis dan ekonomis, dan mampu memasukkan pertimbangan etis dalam kebijaksanaan
perusahaan konstruksi tersebut.
Lima Prinsip Etika Bisnis
Konstruksi antara lain :
- Prinsip Sikap Baik
- Prinsip Otonomi
- Prinsip Kejujuran
- Prinsip Keadilan
- Prinsip Hormat terhadap diri sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya mengharapkan Anda untuk memberikan komentar di Blog saya, baik saran, kritik dan masukan. Kiranya dapat membantu saya dalam membuat isi topik di blog saya menjadi lebih baik lagi.
Terimakasih,
salam saya Ratih Dyah A, MT